Langsung ke konten utama

Eksistensi Pemuda dalam Upaya Perlindungan Hutan Indonesia

            Kata “Hutan” tentunya tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Kita sering membaca kalimat “Hutan adalah paru-paru dunia” yang dipasang pada spanduk di pinggir jalan dan tempat-tempat keramaian lainnya. Hutan memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan. Hutan memberikan cadangan oksigen yang besar untuk manusia bernapas. Hutan menjadi tempat tinggal beraneka ragam makhluk hidup yang hampir 80% spesies flora dan fauna hidupnya di hutan. Hutan menjaga iklim tetap stabil dengan menyerap gas rumah kaca yang ada di udara. Hutan dapat berfungsi sebagai pencegah bencana alam seperti menjadi penyerap air yang akan bermanfaat untuk mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor. Lebih dari itu semua, hutan adalah aset penting bagi sebuah negara yang harusnya dijaga dan dilestarikan.

Gambar oleh Michi Nordlicht dari Pixabay 

Namun, saat ini hutan di Indonesia terus mengalami penyempitan lahan.  Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2019, luas tutupan hutan yang hilang di Indonesia dalam periode waktu 2014 sampai dengan 2018 berkurang sekitar 1,4% atau sebesar 2.685.012 hektar dalam kurun waktu lima tahun. Ada banyak sekali penyebab semakin menyempitnya kawasan hutan diantaranya adalah illegal logging, kebakaran hutan dan meningkatnya jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan tingginya kebutuhan bahan baku kayu yang berasal dari hutan, sehingga menimbulkan tekanan terhadap hutan. Peningkatan jumlah penduduk juga mengakibatkan meningkatnya konversi hutan untuk dijadikan lahan pertanian, perkebunan, pembukaan jalan serta pemukiman penduduk.

Menyempitnya kawasan hutan atau rusaknya hutan memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Perubahan iklim, menipisnya ketersediaan udara bersih, kehilangan berbagai jenis spesies yang menjaga kestabilan ekosistem, terganggunya siklus air, terjadinya bencana banjir dan tanah longsor, kekeringan saat musim kemarau serta rusaknya ekosistem darat dan laut merupakan dampak kongkret yang saat ini telah nyata kita rasakan.

Upaya perlindungan hutan Indonesia telah banyak dilakukan. Terlihat dari data yang menunjukan semakin berkurangnya angka deforestasi hutan yang terjadi di Indonesia.

sumber: Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2019 

Angka deforestasi hutan memang menurun akan tetapi angka menyempitnya kawasan hutan semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut menunjukan bahwa hanya sebagian orang atau komunitas saja yang menyuarakan pentingnya perlindungan hutan di Indonesia. Elemen-elemen di Indonesia belum sepenuhnya bersinergi untuk melakukan gerakan perlindungan hutan. Ini dikarenakan minimnya kesadaran akan pentingnya hutan untuk keberlangsungan hidup bagi setiap individu. Minimnya kesadaran ini menjadi penyebab belum maksimalnya upaya perlindunga hutan yang dilakukan. Padahal hutan memberikan banyak sekali manfaat bagi keberlangsungan hidup manusia.

Langkah-langkah untuk melindungi hutan

Seandainya saya menjadi pemimpin, maka saya akan mencari alternatif untuk menggantikan bahan baku kayu. Alternatif ini dapat berupa papan partikel. Papan partikel ini akan dibuat dengan menggunakan limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sehingga bukan hanya mengurangi jumlah permintaan kayu dari alam akan tetapi juga mengurangi jumlah limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit yang selama ini terus meningkat dan tidak dimanfaatkan dengan baik.

Sebagai pemimpin saya akan membuat hukum yang jelas dan tegas tentang hutan Indonesia. Hukum ini akan ada pasal-pasal tertentu berfokus pada hutan Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan papua karena seperti yang sering diberitakan media setiap tahunnya, daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang tingkat deforestasi hutannya paling tinggi di Indonesia. Saya akan membuat hukum yang terpusat sehingga segala macam bentuk aktivitas yang berhubungan dengan hutan akan jelas karena hanya ada satu hukum yang menaunginya. Dengan hukum ini diharapkan kestabilan ekosistem hutan akan tetap terjaga sehingga flora dan fauna yang terancam punah tetap bisa dilestarikan.

Selain membuat hukum yang jelas dan tegas untuk hutan Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua. Saya akan membuat program di daerah ramai penduduk seperti perkotaan. Program yang akan saya canangkan adalah go green dan go paperless.

Dalam program go green saya akan mencanangkan gerakan satu rumah satu pohon serta bekerja bekerja sama dengan pemuda untuk membuat desain kota hijau, dengan kemampuan dan kecerdasan pemuda saya yakin mereka akan bisa membuat desain kota hijau yang mengutamakan kenyamanan masyarakat. Untuk pembangunan pemukiman warga saya akan lebih berfokus pada konsep rumah lahan bersama. Rumah lahan bersama adalah konsep rumah yang setiap rumah tinggal tidak mempunyai suatu dinding pembatas, jadi tercipta ruang terbuka pada area tengah yang dapat dijadikan sebagai ruang terbuka hijau.

Sedangkan dalam program go paperless saya mengusung konsep digitalisasi, artinya kegiatan-kegiatan dialihkan melalui media digital sehingga mengurangi pengunaan kertas. Sekaranglah saatnya kita untuk berlaih ke media digital. Digitalisasi menjadikan semua data terpusat dan lebih teratur. Dengan digitalisasi penggunaan kertas yang berlebihan dapat dikurangi.

Peran generasi muda sangat berpengaruh untuk dapat menyukseskan program ini. Terlebih lagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030-2040 yang berarti pemuda memegang peran penting dalam kemajuan bangsa termasuk juga untuk perlindungan hutan Indonesia. Pemuda dapat melakukan peningkatan kesadaran pentingnya perlindungan hutan Indonesia kepada masyarakat dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui sosial media. Ada banyak cara yang dapat dilakukan seperti membuat poster, artikel, dan video yang lalu diunggah ke akun sosial media. Cara ini tentunya akan efektif karena begitu banyak pengguna sosial media saat ini baik dari golongan anak kecil, remaja maupun orang dewasa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit Tentang Emakku

heii guys, sanjay kembali update di blog nih. selamat membaca :) Sedikit Tentang Emakku Riyan sanjaya Minggu pagi ini terasa dingin. Sisa air masih terdengar dari atas rumah bekas hujan tadi malam. Hawa dingin masuk lewat celah-celah jendela. Perlahan mendesak ke arah pori-pori hingga selimut tertarik tambah kencang. Derap langkah kaki, keretongen dan sepeda motor mulai terdengar tanda hari baru telah dimulai. Di luar satu persatu manusia pergi sambil memikul keranjang. Ada juga yang berombongan karena satu arah dan tujuan. Kebon balam lah tujuan mereka. Di dapur terdengar suara seperti orang sedang memasak. Suatu hal yang biasa aku dengar setiap subuh. Emakku selalu bangun di saat sepertiga malam. Di saaat bapakku masih sibuk dengan alam mimpi dan irama dengkurannya. Disaat kami masih berada di dalam rajutan benang buatannya.   Disaat mimpi sudah melewat klimaks dan menuju endingnya. Sama seperti yang lain, emakku harus bangun pagi untuk mempersiapkan bekal yang akan ...

Suatu Senja di 2006

Suatu Senja di 2006 Oleh : Riyan sanjaya Aku adalah seorang pemuda biasa yang terlahir dikeluarga sederhana. Maryono adalah nama ayahku, ayah terhebat diseluruh dunia. Manusia terkuat kedua yang pernah aku kenal setelah ibuku. Kulit hitam gelam, wajahnya penuh dengan keringat, pakaiannya lusuh tertutup jaket hitam tanpa seleting sedangkan rambutnya yang telah berwarna putih ditutupi topi yang kusam, itulah ayahku. Ia menafkahi kami dengan bekerja sebagai petani karet. Setiap hari ayahku pergi menyadap karet pukul lima subuh dan baru pulang pukul lima sore. Keluar masuk hutan rimba sejauh tujuh kilometer, melewati sungai jerami yang berarus terjal, dan terkadang ia harus berjalan melewati rawang ketika musim penghujan tiba. Semua itu ia lakukan hanya untuk dapat melihat anak-anaknya sukses dimasa depan. Begitu pun dengan Ibuku. Ia adalah seorang wanita terkuat yang pernah diciptakan tuhan. Entah bagaimana cara tuhan menciptakannya hingga ibuku dapat menjelma menjadi wanita...